JAKARTA, DELEGASI.COM- Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyinggung artis Nikita Mirzani dalam ceramahnya di acara Maulid Nabi yang ia gelar, Sabtu (14/11) malam.
“Saya nggak marah, cuma ada umat yang marah. Ngancam mengepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Lonte hina habib dijaga polisi,” katanya di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.
Ia pun menilai hal tersebut tak masuk akal. Seharusnya, sambung Rizieq, polisi justru menangkap pihak yang berani menghina seorang habib.
Dalam ceramahnya, Rizieq juga mengkritik langkah pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang mengesahkan UU Cipta Kerja. Ia turut menyinggung perubahan halaman pada omnibus law yang sempat ramai.
Ia berpendapat DPR seharusnya turut mengundang ulama dan organisasi masyarakat di bidang agama dalam pembahasan beleid itu.
“Undang ulama. Kenapa ulama diundang? Karena dalam UU omnibus law ada hal yang menyangkut agama. Undang juga ormas-ormasnya, pengusaha, buruhnya, mahasiswanya. Ajak dulu dialog,” katanya di hadapan massa simpatisan FPI.
Rizieq menegaskan DPR tidak bisa asal mengesahkan sebuah UU yang kontroversial tanpa mendengar masyarakat. Ia menyebut DPR adalah wakil rakyat, bukan wakil partai.
“Eh ketua DPR ditanya. Gimana ibu apa sudah baca semuanya? Ya sudah baca secara acak. Tidak mau baca tuntas itu UU, kalau tidak baca tuntas tidak boleh kau ketok palu untuk disahkan,” seru Rizieq dengan menggebu-gebu.
Dalam kegiatan itu, ia juga menyinggung ada pejabat yang mengatakan agama tidak mengatur negara. Hal ini menurutnya bertentangan dengan landasan negara yang seharusnya berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Acara ini merupakan kedua kalinya Rizieq memunculkan perkumpulan massa yang besar setelah kepulangannya pada Selasa (11/11).
Kendati kegiatan malam ini banyak melanggar protokol kesehatan, pemerintah baik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sampai aparat keamanan tidak melarang ataupun memberikan tindakan tegas bagi pihak Rizieq.
//delegasi(CNN)