Kalabahi, Delegasi.com – Bakal Calon Bupati Alor, Drs. Amon Djobo mengatakan, dalam pilkada Alor 2018, figur atau kandidat yang merupakan kompetitor atau saingan yang hebat, antara lain, Simeon Th Pally dan Imanuel Blegur.
Karena itu, dirinya tidak meremehkan tetapi menempatkannya pada kelas tersendiri agar menginspirasi dirinya bersama pasangan untuk bekerja lebih keras lagi.
Hal ini disampaikan Amon Djobo kepada Pos Kupang, Sabtu (16/9/2017).
Menurut Amon, mempertahankan itu lebih sulit daripada meraih. Karena itu, dalam pilkada 2018, dirinya tidak meremehkan figur atau paslon lain, tetapi menganggap sebagai saingan atau kompetitor yang hebat, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka untuk bekerja keras.
“Lima tahun lalu, Pilkada Alor diikuti sembilan paket dan pada pilkada putaran pertama kami kalah 129 suara selisihnya. Kemudian putaran kedua, kami menang sekitar 6.000 suara. Ini pengalaman bahwa tidak boleh remehkan figur atau kandidat lain,” kata Amon.
Dijelaskan, saat itu paketnya melawan incumbent, karena itu tidak boleh menggangap enteng lawan.
Sebab meremehkan lawan itu awal dari kekalahan.
Apalagi, lanjutnya, pesta demokrasi itu suatu momen saling menghargai dan menghormati, selain menempatkan kompetitor sebagai lawan terhebat atau miliki kelas tersendiri.
“Jangan karena kita incumbent lalu di mana-mana katakan saya ini incumbent. Saya sudah belajar sejarah dan pengalaman banyak dari perjuangan orang-orang yang mau merebut kemenangan dari suatu masa,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya tetap menghargai dan menempatkan figur lain sebagai lawan terhebat agar dalam diri ada motivasi bekerja lebih keras.
Dikatakannya, jabatan bupati jika dilihat dari kacamata birokrat, maka beda. Karena jabatan bupati adalah jabatan termulia yang diberikan masyarakat Alor, sehingga dengan jabatan itu harus melayani masyarakat secara jujur dan disiplin.
“Jabatan ini bukan sambil lalu, atau jabatan hanya lima tahun jadi maju saja, tetapi itu nanti membuat martabat kehormatan daerah rusak. Kita harus anggap jabatan mulia dan harus layani juga masyarakat dengan mulia,” ujarnya.
Dikatakannya, pemimpin ini tidak potong kebun atau menghasilkan beras, tetapi
pemimpin itu memegang tongkat kepemimpinan atau gembala untuk mengantarkan masyarakat ke arah yang lebih baik dan sejahtera.
“Kebutuhan makan minum, pakai dan tinggal. Lebih dari itu adalah rasa nyaman dan aman bagi masyarakat.
Pemimpin yang ada di era sekarang ini bukan pemimpin yang angkuh, mencari kekayaan. Pemimpin di era sekarang ini harus yang rendah hati, tulus, disiplin, tetapi juga merakyat dan jujur,” ujarnya.
Dia mengakui, untuk menjadi bupati dirinya sudah bergumul selama 29 tahun dan dijawab Tuhan lima tahun lalu.
“Saya bergelut dan bergumul membangun daerah ini selama 29 tahun dan dari bupati ke bupati saya ikuti sampai akhirnya saya dipercayakan masyarakat memimpin Alor negeri terjanji ini,” katanya.
Sedangkan soal parpol pengusung dalam pilkada nanti, ia mengatakan, sudah mengikuti fit and proper test di Partai Hanura dan PDIP.
Saat itu, kedua partai tersebut mengucapkan terima kasih karena sudah memimpin Alor dengan semua kemajuan.
“Dua partai itu juga berharap gayanya yang sederhana, jujur, disiplin dan rendah hati supaya dipertahankan. Jangan sampai di periode pertama baik, tapi sampai periode kedua tidak lagi,” katanya.//delegasi(PK/ger)