LARANTUKA-DELEGASI.COM– Menyemangati HUT RI ke 76, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flotim, besutan ‘Guru Muda Berprestasi’, Maksimus Masan Kian,S.Pd, menggelar Webinar Nasional, pada Sabtu, 7/08/2021, lalu.
Webinar Nasional bertopik ‘Guru Berprestasi Nasional Berbagi Inspirasi’ itu, melibatkan guru Se-Nusantara, dengan menghadirkan 4 narasumber, dari 4 daerah berbeda.
Diantaranya: Edi Arham,S.Pi.M.Pd (Guru SDN Lalowata, Latoma, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara), Ni Wayan Sri Yasmini,S.Pd,M.Pd (Guru BK SMPN 1 Salemadeg, Tabanan Bali), Agatha Nila Sukma,M.Pd (Guru SMPN 20 Bandar Lampung) dan Harsiana Wardani,S.Pd.SD (Guru SD Ngrukeman, Yogyakarta).
156 Guru yang terlibat dalam Webinar itu.
Yan Surachman tampil sebagai host, dibantu Moderator Vincesia Inguliman.
Pembicara Edi Arham dalam materinya ‘Menjadi Guru 3T di Daerah 3T, menjelaskan, jika 3T adalah Terdepan, Terluar dan Tertinggal, maka Penerima Ikon Prestasi Pancasila 2019 ini mengubahnya menjadi ‘Terdepan, Terkembang dan Ternilai.
Penerima Satya Lancana Pendidikan dari Presiden Jokowi ini lebih lanjut menceritrakan bagaimana suka duka perjuangan dan tantangan menuju ke sekolah, tempat Dia mengajar.
Menurutnya daerah 3T adalah daerah dengan infrastruktur dan fasilitas yang masih tertinggal dan terkebelakang, letak geografis jauh atau terisolir dari keramaian, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, tingkat ekonomi masyarakat masih rendah, mayoritas pencahariaan masyarakat tergantung dari alam, dan pada umumnya dihindari dan dijadikan tempat pengasingan PNS Demosi.
Kondisi ini tidak lalu membuat Edi Arham patah semangat.
Dalam materinya, penulis artikel terbaik gebyar Pancasila (Kemendikbud) ini menyatakan, justru menjadi pemicu dalam berkarya.
“Kita tidak kalah walau di situasi yang paling sulit jika ada kemauan dan niat yang kuat untuk terus berjuang.
Apakah keterbatasan menjadi penghalang? Tentunya tidak! Kita mesti jadikan penghalang sebagai peluang positif, motivasi, kreatif, inovatif dan jalan sukses,”jelas Edi.
Sementara Narasumber kedua, Ni Wayan Sri Yasmini,S.Pd,M.Pd, dalam materi ‘Sabtu Berbagi Bersama Garuda Selsa’, menjelaskan, komunitas yang dirintisnya untuk membantu guru-guru dalam mengatasi keresahan yang dihadapi terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dengan membagikan ketrampilan digital, pada setiap Sabtu oleh Garuda, yakni Tenaga Guru Muda, sebagai kekuatan yang dapat membantu menyukseskan Komunitas Sabtu Berbagi.
“Garuda ini mendampingi rekan sejawat mulai dari merancang, mempraktikan, dan berbagi hasil dari kegiatan belajar mengajar yang Mereka lakukan,”katanya, lagi.
Menurut Finalis Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2017 ini, dalam melahirkan sebuah kreativitas atau inovasi tentu ada tantangan, namun jangan pernah menyerah.
“Jangan pernah menyerah dengan keadaan, selama ada kemauan kita pasti bisa!
Mari bertransformasi bersama, untuk pendidikan Indonesia yang lebih maju,”ucap Sri, beri inspirasi.
Sedangkan, Agatha Sukma, yang tampil ketiga, menyajikan materi ‘Integrasi Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran’.
Awal penyajiannya, Penulis Buku Kumpulan Ceritra Rakyat Lampung’ dan Juara II Guru Berprestasi Tingkat Kota Bandar Lampung, ini mengajak semua peserta untuk menuliskan ragam kearifan di daerah masing-masing.
Pasalnya, ada sekian banyak kearifan lokal diantaranya: busana adat, upacara adat, lagu daerah, ceritra rakyat, permainan rakyat, sastra adat dan lain-lain.
Agatha Sukma, bahkan menceritrakan pengalaman yang menginspirasi, dimana Dia mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Ia pun, melakukan pengembangan materi pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan teks fungsional panjang yang berkearifan lokal.
Juara 2 Olimpiade Guru Nasional (OGN) Bahasa Inggris Tingkat Kota Bandar Lampung ini membagikan ide-ide integritas kearifan lokal dalam berbagai bidang dan mata pelajaran salah satunya adalah Pembelajaran berkearifan lokal melalui media ramah lingkungan, misalnya: daerah penghasil jagung, membuat kerajinan tangan dari kulit jagung, atau mengajak siswa membuat media pembelajaran dari kulit jagung.
Bagi Agatha, pembelajaran yang dikaitkan dengan kearifan lokal sangat bermanfaat bagi siswa secara pribadi, sosial dan budaya.
“Budaya tidak pernah berakhir, selalu ada yang baru.
Selalu ada bentuk kesenian yang baru, gerak tari, lagu, lukisan.
Budaya itu kisah tanpa akhir,”terangnya mengutip pernyataan Maisie Junardy.
Webinar Nasional itu ditutup dengan Narasumber terakhir Harsiana Wardani.
Pemenang Anugerah Konstitusi Jenjang SD di Propinsi Daerah itu dalam topiknya, ‘Praktik Baik Membudayakan Karakter Baik’, menampilkan tentang Student Center Learning, yakni: Pembelajaran dengan menekankan proses keterlibatan siswa secara emosi, afeksi (perasaan dicintai) dan kognisi (kenyakinan atas sesuatu).
Ada beberapa cara yang diperkenalkan Finalis Anugerah Ki Hajar Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yakni: Cara membangun budaya membentuk karakter baik, seperti: ‘Sahabat Berjabat’, ‘Pagi Berbagi’, ‘Pohon Kebaikan’, ‘Pojok Mimpi’, ‘Student The Week’, ‘Buddy Program’, ‘Program Relawan’, ‘Culture Day’, dan ‘Market Day’.
Berbagai cara ini membikin peserta amat terpesona dan terinspirasi.
Menurutnya, kreativitas dan inovasi yang diciptakan mesti membuat siswa senang hingga membudaya.
Pada sesi itu, Maksimus Masan Kian, menyampaikan apresiasi kepada narasumber, yang berkenaan membagi pengetahuan, ketrampilan yang dimiliki untuk guru-guru se Nusantara.
“PGRI Flotim boleh berada di tingkat kabupaten, tetapi bukan menjadi penghalang menggelar kegiatan kelas nasional.
Kami sangat bangga dan terharu atas dukungan semua teman Pengurus PGRI Flotim, hingga bisa menghadirkan narasumber nasional dan peserta dari seluruh Indonesia.
Kiranya, kegiatan yang digelar ini bermanfaat bagi para guru dalam meningkatkan profesionalismenya,”pungkas Maksi Masan Kian.
Hal demikian pun disampaikan Jalil, Pengurus PGRI Paku, Propinsi Kalimantan Tengah.
Ia sampaikan apresiasi yang besar buat PGRI Flotim, yang telah membuka ruang belajar yang inspiratif.
“Kami sangat bangga, bisa terlibat kegiatan yang inspiratif ini.
Semoga PGRI Kabupaten lain dapat turut terinspirasi dan kegiatan-kegiatan dalam meningkatkan profesionalisme, terus tumbuh di kalangan guru,”kata Jalil, memberi tantangan. Salam Proklamasi RI 76. Merdeka Belajar.
(Delegasi.Com/BBO)