Serobot Sepihak Tanah Ulayat Wolokota, Diduga Dibekingi Polsek Ndona, Warga Siap Polisikan Semua Penyerobot

Avatar photo

ENDE, DELEGASI.COM– Suasana mencekam terjadi di kampung adat Wolokota sekitar pukul  10.30-12.10 Wita (28/11) pagi tadi, didatangi sekelomok orang (kurang lebih 50-an orang, RED) dengan membawa kayu bulat besar dan kecil, mengaku dan mengklaim serta melakukan penyerobotan sepihak dengan membawah Anggota Polsek Ndona, wilayah Polres Ende berseragam 2 orang (RED), dan menggunakan pakaian preman dua orang (RED) yang diduga sebagai alat kelompok penyerobot untuk menekan masyarakat Wolokota agar tidak boleh menghalang-halangi aksi penyerobotan (Video RED), walau sudah di sampaikan Ria Nua dan Mosa Laki sedang berada di Ende karena bertepatan dengan pernikahan keluarga.

Usaha Penyerobotan itu terlihat dalam Video (RED) yang dimiliki media ini, terkesan ada paksaan oleh sejumlah orang dan tidak terkecuali anggota Polres Ende yang mengikuti penyerobotan sepihak tersebut, yang  membawa kayu bulat dengan tujuan yang sangat tidak jelas untuk  memaksa mematok wilayah kekuasaan adat Wolokota, tanpa kehadiran para Mosalaki Wolokota sebagai penguasa penuh atas tanah ulayat mereka.

Keterlibatan Oknum Polisi dari Polsek Ndona, Wilayah Polres Ende ikut Mendampingi Kelompok Penyerobot-Foto Tangkap Layar

Terekam jelas dalam Video (RED) Oknum Polisi yang diutus khusus oleh Kapolsek Ndona untuk mengawal kegiatan pesta adat di Dusun Leke, Desa Kekasewa, ternyata ikut dalam rombongan penyerobotan sepihak, tanpa mendalami terlebh dahulu bagaimana status ulayat di kampung adat Wolokota yang secara administrasi masuk daam Desa Wolokota, Kecamatan Ndona, serta tanpa mempertimbangkan situasi  kamtibmas di kampung Wolokota yang saat ini dalam situasi sangat kondsusif.

Salah satu masyarakat Wolokota yang tak mau namanya disebutkan, mengatakan “heran Pak Polisi, datang untuk mengamankan atau membekingi penyerobotan. Kami sudah bilang Ata Ria masih di Ende, mereka masih saja masuk dan serobot, lalu buat Patok.

“Malahan Pak Polisi itu bersikap seperti Mosalaki dan membenarkan kalau tanah yang dipatok itu adalah milik kelompok yang kami sendiri tidak mengerti asal usul dari mana.

Kapolres Ende, AKBP Albertus Andreana, SIK, ketika dimintai keterangan terkait dugaan penyerobotan tanah di kampung adat Wolokota, Ia mengatakan belum mengetahui dan mendapatkan laporan lengkap, dan hanya mengetahui Anggota Polsek hanya mendampingi serimoni adat.

“Belum ada laporan lengkap karena lokasinya tidak ada  signyal. Tapi info awal bahwa anggota polsek hanya mendampingi giat serimoni adat” Urai Kapolres Ende.

Menurut Kapolres, AKBP Albertus Andreana sepengetahuannya, tidak ada informasi terkait pengawalan dari Polsek Ndona ke kampung yang lain apalagi pengawalan penyerobotan tanah ulayat sepihak, dan informasi pengawalan diminta oleh Mosalaki Dusun Leke itu hanya untuk kepentingan pesta adat di Dusun Leke, Desa Kekasewa dari hari Sabtu dan hari Minggu, terkait Prokes dan Harkamtibmas.

“Permohonan resmi dari Mosalaki dari dusun Leke, Desa Kekasewa, giat Serimonial adat di dusun Leke, dari hari sabtu dan hari ini. Kehadiran anggota polsek Ndona hanya pengamanan giat masyarakat pada umumnya ( prokes dan harkamtibmas ).

Kapolres juga meyatakan Polri harus netral dalam situasi di lapangan, dan akan bertindak tegas kepada oknum-oknum yang menjalankan tugas tidak sesuai aturan dan tidak professional.

“Bila ternyata ada masalah adat posisi Polri harus Netral. Kalau ada oknum Polisi melaksnakan tugas tidak secara professional tetap kami proses. Tegas Kapolres Albert.

Atas kejadian penyerobotan tersebut, Seluruh Masyarakat Wolokota mengecam keras dan melakukan proses hukum seluruh kelompok penyerobotan tersebut yang telah pengganggu ketertiban dan ketentraman di kampung Wolokota.

Kecaman itu disampaikan langsung oleh Ata Ria Nua, Alkarius Nari dan Yohanes Laka, serta didukung oleh seluruh masyarakat Wolokota baik yang tinggal di Wolokota maupun yang merantau, bahwa akan memproses semua orang yang terlibat dalam penyerobotan tanpa kecuali.

“Ini terkait harkat dan martabat orang Wolokota. Dan kami sudah koordinasi dengan seluruh para mosalaki dan ana kalo fai walu, baik di Ende, Kupang, Batam, Kalimantan, Jakarta, Bali, Labuan Bajo, Sumba, Atambua, So,e, Maumere, Balige, Malaisya, dan Argentina untuk memproses dan mempidanakan kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab” Ujar Alkarius.

Kapolsek Ndona, Ipda Valerianus Pale, belum menanggapi apapun, walau sudah dikontak dan meniggalkan pesan whatsapp terkait kasus penyerobotan di kampung adat Wolokota yang diduga kuat diikuti anggota Polsek Ndona Wilayah Polres Ende.

//delegasi (Tim)

Komentar ANDA?