ILE BURA-DELEGASI.COM– Sudah lebih dari sepekan, perburuan Ikan Tuna di wilayah laut Flores Timur, tepatnya kawasan Selat Lewotobi, Pulau Tiga Kecamatan Ile Bura, oleh nelayan luar Flotim, asal Kabupaten Sikka, menjadi daya tarik tersendiri.
Pasalnya, selain aktivitas penangkapan ini oleh lebih dari ratusan kapal nelayan, namun deru mesin kapal yang hilir mudik setiap sore pergi mancing dan pagi pulang bawa hasil tangkapan, menjadikan kawasan Selat Lewotobi, sekejap menjadi sangat ramai dan ribut akibat deru bunyi mesin kapal motor.
Plus, areal sepanjang pantai Desa Nurabelen, hingga Desa Riangrita menjadi daerah labuh ratusan kapal nelayan itu, seperti sebuah terminal apung.
Selain itu, hasil tangkapan pun terbilang mungkin sudah sangat banyak.
Dan, Selat Lewotobi pun, sekejap berubah ibarat sebuah jalur lalu lintas perdagangan baru, dengan perputaran uang yang besar.
Betapa tidak, sebagaimana pantauan Delegasi.Com, hampir setiap Sore, sekitar pukul 15.00 Wita, kapal-kapal nelayan ini mulai melintas berkejaran memburu Ikan Tuna di Kawasan Pulau Tiga, yakni Nuha Bele, Nuha Witi, dan Nuha Kowa.
Demikian pula,.saat pagi hari ketika pulang membawa hasil buruan.
Namun sayangnya, ikan Tuna hasil tangkapan itu, rata-rata dibawa keluar oleh mobil-mobil yang sudah menunggu.
Sementara, sejumlah Warga Ile Bura yang kebetulan datang mau beli, mengaku, kebanyakan hanya dapat beli kepala dan tulangnya.
Kalaupun, bisa beli 1 ekor bulat, harganya berkisar Rp.200 ribu hingga Rp. 300 ribu.
Tapi, jika setengah bagian harganya sekitaran Rp.40 ribu-Rp.80 ribu.
“Iyah, palingan dapat kepala dan tulangnya.
Kalau 1 ekor bulat seperti ini harganya Rp.200 ribu,”ujar Francy Asan kepada Delegasi.Com, saat ditemui di Tenda Biru Desa Nurabelen, tempat bongkar muat ikan Tuna para nelayan tersebut, Minggu, 12/09/2021, bersama beberapa warga lainnya, yang juga hanya dapat kepala dan tulang ikan Tuna.
Demikian pula, dengan warga lain pada hari Sabtu, 11/09/2021, yang juga cuman bisa beli kepala dan tulangnya.
Sementara Camat Ile Bura, Jack Ara Kian,S.Sos.M.AP saat dikonfirmasi Media, beberapa hari lalu, mengaku tidak tahu persis aktivitas perburuan Ikan Tuna oleh ratusan kapal nelayan asal Kabupaten Sikka itu.
“Saya tidak tahu persis itu aktivitas. Tidak ada informasi yang masuk ke Kami. Jadi Kami tidak tahu.
Memang, Kita hanya tahu setiap hari banyak kapal nelayan bongkar muat di wilayah pantai Desa Nurabelen.
Tapi, itu dari perusahan mana dan ikan Tuna itu siapa yang beli, lalu ijin dan kerjasamanya seperti apa, Saya tidak tahu,”ujarnya, terbuka.
Di lain pihak, pada kesempatan terpisah, beberapa warga dan nelayan asal Lewotobi, yang sempat duduk ngobrol di pantai bersama Delegasi.Com, menyaksikan lalu lintas kapal nelayan pemburu Ikan Tuna, ikut mengaku heran dengan begitu banyak kapal nelayan asal Kabupaten Sikka yang masuk beroperasi menangkap Ikan Tuna di wilayah Laut Ile Bura dan membawa ke Maumere.
“Kok bisa yah, kapal nelayan yang begitu banyak diberikan ijin tangkap di sini.
Kenapa tidak dorong nelayan di Flotim saja. Biar uangnya lebih banyak berputar dan ikannya pun dinikmati masyarakat, karena Kita juga butuh makan yang nilai gizinya tinggi itu.
Yah, sekalian untuk gempur Stunting yang masih tinggi di Ile Bura, juga toh,”ujar Anis.
Apalagi, Pemkab Flotim punya program Selamatkan Laut dan Gempur Stunting dengan Gerobak Cinta.
Kan, bisa kerjasama dengan nelayan Flotim untuk tangkap Ikan Tuna.
Ini malah nelayan dari luar yang datang tangkap dan selamatkan Ikan Tuna, lalu bawa keluar.
Kita yang punya wilayah laut, hanya dapat beli Kepala dan Tulangnya.
Beli pun harganya Rp.200 ribu sampai Rp.300 ribu per ekor. Itupun, nasib-nasib bisa dapat,”sambar Fredy, Fransis dan Anis, lagi kepada Media.
Lebih jauh, Fredy juga berprofesi nelayan itu pertanyakan, sampai kapan nelayan asal luar Flotim ini diberi ijin tangkap Ikan Tuna.
“Mereka boleh dapat uang banyak, tapi Kita di Flotim hanya bisa nonton saja.
Pergi beli pun, hanya dapat kepala dan tulangnya.
Isi dagingnya dibawa keluar semua. Mereka makan enak, sementara Kita tiap hari makan Ikan Tembang saja,”sindirnya, sambil tertawa.
Asal tahu saja, Hingga Sabtu Sore, 11/09/2021, masih terlihat lebih dari 40 an kapal nelayan terlihat masih beroperasi berburu Ikan Tuna.
Jumlah armada kapal nelayan sudah berkurang jauh dibanding hari-hari sebelumnya.
(Delegasi.Com/BBO)