BURSA pemilihan gubernur (pilgub) dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) Nusa Tenggara Timur (NTT) boleh dikatakan paling ramai. Partai ini paling banyak memiliki kader yang diusung menjadi bakal calon gubernur dibanding partai lainnya. Namun hanya ada 1 (satu) orang kader yang dinilai paling layak untuk dijagokan sebagai calon gubernur (cagub) NTT. Siapakah kader itu?
Partai berlambang kepala banteng tambun moncong putih ini setidaknya mengelus 7 (tujuh) nama bakal calon gubernur (bacagub) NTT periode 2018-2023, yakni Andre Hugo Parera, Herman Heri, Lucia Adinda Lebu Raya, Ray Fernandez, Nelson Matara, Daniel Tagu Dedo dan Kristo Blasin.
Namun dari 7 nama tersebut, hanya akan diusung satu nama sebagai cagub di kancah Pilgub NTT tahun 2018 mendatang. Siapakah kader terbaik yang akan diusung DPD PDIP NTT? Berdasarkan informasi yang dihimpun suaraflobamora.com dari berbagai pihak terkait, berikut analisis media ini.
Dua orang politisi nasional, Andre Parera dan Herman Heri (keduanya anggota DPR RI, red) sudah hampir dipastikan tidak akan bertarung di kancah pemilihan gubernur (Pilgub) NTT 2018 karena lebih memilih menjadi politikus di Senayan. Keduanya tak mau ‘berjudi’ di Pilgub NTT karena harus mundur dari anggota DPR RI untuk menjadi calon gubernur NTT.
Dengan demikian hanya politisi ‘lokal’ yang akan diusung DPD PDIP NTT di Pilgub NTT 2018. Jika 5 bakal calon ‘lokal’, Lucia Adinda Lebu Raya, Ray Fernandez, Nelson Matara, Daniel Tagu Deso, dan Kristo Blasin diseleksi berdasarkan kriteria internal PDIP seperti yang disyaratkan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Puteri yakni harus kader partai minimal selama 15 tahun maka Lucia Adinda Lebu Raya dan Daniel Tagu Dedo akan gugur secara otomatis.
Maka hanya tersisa 3 nama kader PDIP ‘tulen’ yang telah menjadi kader partai lebih dari 15 tahun, yakni Ray Fernandez, Nelson Matara, dan Kristo Blasin. Dari ke-3 nama tersebut, Nelson Matara yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT, dipastikan akan diusung menjadi Calon Bupati Kabupaten Kupang periode 2018-2023 (bersamaan dengan Pilgub, red).
Dengan demikian hanya tersisa dua nama, yakni Ray Fernandez (Bupati TTU, red) dan Kristo Blasin (Wakil Ketua DPD PDIP NTT). Lalu siapakah cagub yang akan diusung DPD PDIP NTT? Apakah Ray Fernandez ataukah Kristo Blasin? Ini masih menjadi teka-teki politik.
Publik NTT tahu sepak terjang dan pengalaman Ray Fernandez dan Kristo Blasin di dunia politik. Perjalanan karier politik Ray Fernandez boleh dikatakan mulus hingga menduduki kursi Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Ray Fernandez memulai karier politiknya sejak ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten TTU periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD TTU.
Pada tahun 2005, Ray Fernandez terpilih sebagai Wakil Bupati TTU mendampingi, Gabriel Manek. Pada tahun 2010, Ray Fernandez maju sebagai Calon Bupati TTU dan terpilih sebagai Bupati TTU. Pada Pemilihan Bupati TTU tahun 2015, Ray Fernandez tak mendapatkan lawan sehingga iapun menang mutlak dan terpilih kembali sebagai Bupati TTU untuk kedua kalinya (melawan kotak kosong).
Namun sepak terjang Ray Fernandez hampir selalu diwarnai dengan ‘konflik politik’. Oleh kalangan tertentu, Ray Fernandez dinilai belum ‘matang’ secara emosional. Bahkan Bupati yang doyan minum arak ini, dinilai sering ‘main kasar’ dalam berpolitik maupun memimpin TTU.
Sedangkan, Kristo Blasin juga memiliki rekam jejak politik yang boleh dikatakan cermerlang. Lelaki asal Dusun Lere – Sikka ini memulai karier politiknya saat terpilih sebagai anggota DPRD NTT periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP. Saat Frans Lebu Raya (Wakil Ketua DPRD NTT saat itu, red) terpilih sebagai Wakil Gubernur NTT (mendampingi alm. Piet Tallo, red) pada tahun 2003, Kristo menggantikan posisi Frans Lebu Raya sebagai Wakil Ketua DPRD NTT.
Kristo kembali terpilih sebagai anggota DPRD NTT pada periode 2004-2009 dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT. Kristo pun kembali terpilih sebagai anggota DPRD NTT untuk ke-3 kalinya (periode 2009-2014) dan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD NTT.
Pada tahun 2008, sebagai Ketua Pemenangan Pilgub DPD PDIP NTT, Kristo Blasin berhasil mengantar Frans Lebu Raya-Eston Funay sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013.
Pada tahun 2012, Kristo dicalonkan sebagai wakil walikota Kupang mendampingi Jefri Riwu Kore. Namun paket Jefri-Kristo (Jeriko) harus mengakui kemenangan Jonas Salean-Herman Man di putaran kedua. Pada tahun 2013, sebagai Ketua Pemenangan Pilgub NTT dari PDIP, Kristo berhasil mengantar Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018.
Pada pemilihan legislatif tahun 2014, Kristo ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, namun partai memutuskan bahwa ia harus kembali dicalonkan sebagai anggota DPRD NTT dengan Nomor urut 1 dari dapilnya. Tetapi dengan jiwa besar, Kristo meminta ia dicalonkan pada nomor ‘buntut’ dan mendorong kader muda PDIP lainnya pada nomor urut 1.
Pembawaannya yang jujur dan rendah hati membuat ia memiliki banyak teman dan tanpa musuh dalam karier politiknya. Sepak terjang politiknya yang santun dan berusaha menghindari konflik politik membuat ia dapat menyelesaikan berbagai persoalan di internal partai maupun di DPRD NTT. Kristo tidak pernah sekalipun tersandung kasus KKN, masalah politik, dan masalah lainnya sepanjang karier politiknya. Rekam jejak Kristo inilah yang membuat ia ‘cap’ sebagai politisi santun dan bersih.
Lalu siapakah yang paling pantas diusung PDIP NTT sebagai Cagub NTT periode 2018-2023? Investigasi media ini mendapatkan ada 3 (tiga) ‘faksi’ alias kelompok ditubuh DPD PDIP NTT. Kelompok pertama adalah pendukung Lucia Adinda Lebu Raya. Kelompok kedua adalah pendukung Kristo Blasin, dan kelompok ketiga adalah pendukung Ray Fernandez.
Perkembangan terakhir, kini hanya ada dua kelompok yakni Kristo Blasin dan Ray Fernandez karena Lucia Adinda Lebu Raya lebih memilih menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) NTT. Kini, kelompok Lucia Adinda Lebu Raya meleburkan diri ke kelompok Kristo Blasin. Dipanggilnya Kristo Blasin oleh Frans Lebu Raya untuk mensosialisasikan diri sebagai Cagub NTT merupakan ‘lampu hijau’ dan dukungan Lebu Raya sebagai Ketua DPD PDIP NTT kepada Kristo Blasin.
Dengan demikian, Kristo Blasin mendapat dukungan mayoritas di kalangan pengurus DPC dan DPD PDIP NTT. Dari kenyataan ini, dapat disimpulkan bahwa Kristo Blasin yang akan diusung PDIP NTT sebagai Cagub 2018-2023. //delegasi(sf/ian)