SR.M.Yosefa,PRR Tutup Usia, Uskup Mgr. Fransiskus Kopong Kung,Pr Pimpin Misa Pemakaman

  • Bagikan
Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung,Pr memimpin Ekaristi Kudus Pemakaman Jenasah Almahrumah Suster Maria Yosefa, PRR di Kapela Maria Protegente, Konggregasi Puteri Reinha Rosari, Minggu, 07/11/2021, pukul 10.00 Wita. (Delegasi.Com/BBO)

LARANTUKA-DELEGASI.COM– Suster Maria Yosefa, PRR, Anggota Konggregasi Puteri Reinha Rosari, yang juga dikenal sebagai angkatan perintis, dan menjadi salah satu anak asuh langsung dari Pendiri Konggregasi, Mgr. Gabriel Manek, SVD, tutup usia. Sabtu,06/11/2021, pukul 09.45 Wita, di Larantuka, akibat sakit tua yang dialami.

Jenasahnya telah dimakamkan, Minggu, 07/11/2021, di Taman Peristirahatan milik Biara PRR, Weri.

Diawali, Ekaristi Kudus, yang dipimpin langsung Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr, di Kapela Maria Protegente, Kompleks Rumah Jompo Susteran PRR, Tabali-Lebao, Kelurahan Sarotari, pukul 10.00 Wita.

Kini, Suster yang menggenapi jalan panggilan dan perutusannya, selama 60 tahun hidup membiara, setelah masuk biara PRR, 07 Agustus 1960, pada usia 18 tahun itu, telah pergi untuk selamanya.

Meninggalkan Konggregasi PRR sebagai ladang panggilan hidup & perutusan, keluarga, kerabat, sahabat dan sesama saudara yang dikasihi.

Suster ‘bertangan dingin’ dan penuh senyum, dengan banyak karya nyata itu, yang tinggal bersama dan mendapat bimbingan awal dari Mgr. Gabriel Manek,SVD, disaat masuk biara PRR di Tabali, telah kembali ke pangkuan Sang Ilahi.

Selain, Para Suster PRR, Keluarga dan Warga sekitar, juga para sahabat kenalan, ikut ambil bagian hadir dalam pemakaman.

Sebagaimana diikuti langsung Delegasi.Com, upacara berjalan penuh hikmat, tertib dan lancar, dengan disiplin Protokol kesehatan Covid-19.

Hingga sekitar pukul 12.30 Wita, pemakaman selesai, dan dilanjutkan dengan Snack Siang bersama.

Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung,Pr, selaku konselebran utama, dalam kotbahnya menyatakan, apa yang telah dilakukan Suster Maria Yosefa,PRR selama menjalani panggilan dan tugas perutusan adalah hal yang terbaik.

“Sebuah pemberian diri yang luar biasa, seperti seorang janda miskin, yang memberikan apa yang ada padanya untuk Nabi Elia.

Dimana, Suster Maria Yosefa,PRR, telah memberikan diri secara total untuk melayani Tuhan dan Sesama, dengan terus memberi dan memberi hingga masa tuanya.

Dia boleh lupa-lupa di saat masa tuanya, tapi Kita yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah melupakannya,”ujar Uskup Frans Kopong Kung,Pr, sembari menceritrakan, pernah suatu saat Sopir Uskup bertemu Suster Maria Yosefa,PRR sedang jalan kaki dan bingung entah mau kemana di sekitar Podor Lewolere, lalu diantar kembali ke Biara PRR Lebao, setelah tiba di rumah, dan diketahui kalau itu Suster Maria Yosefa,PRR.

Uskup Fransiskus Kopong Kung,Pr lebih jauh menjelaskan, Kita yakin dan percaya, Tuhan lah yang memberi jalan bagi hidup seorang Suster Maria Yosefa, PRR, sehingga boleh melayani umat dan gereja di mana saja dan banyak tempat.

Lalu, kemudian menjadikannya kaya di hadapan Tuhan.

“Olehnya, dengan teladan hidup Suster Maria Yosefa,PRR, mudah-mudahan, dari Konggregasi PRR dan keluarga, bisa tumbuh buah dari pelayanan dan panggilan baru. untuk hidup membiara,”seru Uskup Fransiskus Kopong Kung,Pr.

Lebih dari itu, Uskup Larantuka, yang didampingi Konselebran, Romo Sil Sabon Helan,Pr ( Pastor Paroki San Juan Lebao,red), Romo Moses Atasoge,Pr, Romo Sam Dosinaen,Pr, dan Romo Wenselaus Herin,Pr, juga menyakini bahwa Suster Maria Yosefa,PRR telah bangkit ke Surga.

“Dia tidak lupa-lupa lagi. Bahkan, ingatannya semakin tajam.

Selalu mendoakan Konggregasi, Umat dan Gereja, agar tetap setia memberikan yang terbaik bagi Tuhan, melalui hadirnya benih-benih panggilan baru untuk membiara, di tengah-tengah keluarga Kita semua. Amin,”tutup Uskup Fransiskus Kopong Kung.

Hal demikian juga diungkapkan Pemimpin Umum Konggregasi PRR, SR.Maria Gratiana,PRR, saat menyampaikan sambutannya.

Ia bahkan menyapa Suster Maria Yosefa,PRR sebagai sosok pemimpin komunitas, novist dan anggota Dewan Konggregasi PRR yang ‘bertangan dingin’ dan penuh kasih.

“Selalu memberi perhatian penuh bagi anak-anak dari kampung-kampung yang susah, di tempat-tempat tugasnya,”ujar Suster Maria Gratiana, merendah.

Selain itu, sebagaimana yang dilukiskan dalam riwayat hidup Suster Maria Yosefa,PRR oleh Suster Maria Fabiola, PRR, bahwa sebagai seorang Bidan, Almahrumah, Anak ke 7 buah hati dari (Almahrum) Bapak Yacob Ola Barap dan (Almahrumah) Mama Saveriana Rari Duli, juga telah banyak menolong ibu yang melahirkan, dan ikut membantu membesarkan.

Bahkan, kemudian seperti yang dilakukan saat bertugas di Solor-Pamakayo, Bali, Timor-Timur, Suster M. Yosefa,PRR, pun membimbing dan memotivasi banyak keluarga serta anak-anak untuk menjalani panggilan hidup membiara.

Suster M. Yosefa, PRR, Puteri jelita kelahiran, Adonara, Hinga 24 April 1941, Adik kandung Almahrum Pater Mikael Mige Raya,SVD ini, memang telah pergi selamanya, namun Dia meninggalkan banyak kisah dan nilai-nilai hidup selamanya, dalam 60 tahun hidup membiara, sejak masuk novisiat 23 Maret 1961 dan Mengikrarkan Kaul I di Biara PRR Riangkemie, pada 02 Juni 1963.

Sebagaimana kidung ‘Jiwaku Memuliakan Tuhan, Dan Aku Bergembira, Sebab Allahku Hidup Selamanya,”.

“Maka Ekaristi Kudus oleh Mgr. Fransiskus Kopong Kung,Pr, dalam rangka pemakaman Suster Maria Yosefa,PRR ini, menjadi doa dan harapan bagi lahirnya bibit-bibit Maria Yosefa baru, ditengah-tengah Kita semua.

Selamat Jalan Suster Maria Yosefa,PRR ke Surga.

Doakan Kami yang masih berziarah di bumi ini. Amin,”tutup Pius Doni Kelen, yang membawa suara keluarga, pada saat jelang prosesi pemakaman ke tempat peristirahatan terakhir.

(Delegasi.Com/BBO)

Komentar ANDA?

  • Bagikan