KUPANG, DELEGASI.COM – PANTAI Taman Buru (TB) Bena yang terletak di bagian selatan Pulau Timor, tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menjadi tempat pendaratan puluhan Penyu Lekang untuk bertelur.
Dari TB Bena, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT melepaskan ribuan tukik (anak penyu, red) ke laut.
TB Bena adalah kawasan hutan konservasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengakomodir kegiatan wisata berburu. Keberadaan taman buru bertujuan untuk mewadahi hobi berburu yang telah ada sejak dahulu kala. Selain itu, perburuan juga bisa digunakan untuk mengendalikan populasi satwa tertentu.
TB Bena merupakan kawasan konservasi di bawah pengelolaan BBKSDA NTT yang terletak di Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT, NTT. TB Bena ini memiliki luas sekitar 2.000,64 Hektar.
TB Bena memiliki empat tipe ekosistem yang menjadi tempat berbagai jenis satwa. Diantaranya kerbau liar, buaya muara, Penyu Lekang, rusa timor dan berbagai jenis burung.
Balai BKSDA telah mencatat puluhan ekor Penyu Lekang yang mendarat untuk bertelur di Pantai TB Bena. Ribuan telur itu menghasilkan ribuan tukik (anak penyu, red).
Penyu Lekang (Lepidochelys Olevaceae) merupakan satwa yang terancam punah sehingga harus dilindungi.
Pantai TB Bena merupakan salah satu tempat yang menjadi tujuan pendaratan Penyu Lekang untuk bertelur. Setiap tahun, berdasarkan pantauan BBKSDA NTT, ada puluhan ekor Penyu Lekang yang mendarat dan bertelur di sepanjang kawasan pantai ini. Sehingga ada ribuan tukik yang dapat dilepas ke laut oleh BBKSDA NTT setiap tahunnya.
Penyu termasuk satwa yang tidak menyukai cahaya dan keramaian. Oleh sebab itu penyu akan mendarat dan bertelur di malam hari. Namun kejadian unik dan langka terjadi saat tim tugas Abirama Bena datang menyusuri Pantai TB Bena. Ada seekor Penyu Lekang yang mendarat dan bertelur pada sore hari.
Peristiwa yang langka ini sempat terekam kamera tim BKSDA yang sedang mengunjungi area TB Bena pada hari Minggu (16/8/2020).
Menurut petugas resort TB Bena, kejadian itu baru pertama kali ada penyu yang mendarat dan bertelur di sore hari. Kejadian langka itu disaksikan tim BBKSDA yang dipimpin langsung oleh Kepala BBKSDA NTT, Timbul Batubara.

“Kejadian langka ini merupakan kado terindah bagi BBKSDA NTT dalam HUT kemerdekaan RI ke-75. Kami bisa diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk melihat kejadian langka ini. Luar biasa alam ciptaan-Nya,” ujar Kepala Balai Besar KSDA NTT Ir. Timbul Batubara, M.Si yang ditemui beberapa hari lalu.
Karena itu, Timbul menghimbau kepada semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan dan satwa yang dilindungi di TB Bena.
“Mari kita mencegah TB Bena dari kerusakan dan kebakaran sehingga kelestarian alam terjaga,” pinta Timbul.
Menurut Timbul, kebakaran hutan akan merusak habitat hidup berbagai jenis flora dan fauna di dalamnya. Juga akan mengancam kelestarian flora dan fauna di dalam hutan tersebut.
“Ini akan berdampak langsung pada kelestarian hidup berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik Pulau Timor yang ada di TB Bena,” tandasnya.
//delegasi(hermen/tim)