STEPANAKERT, DELEGASI.COM – Armenia dan Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata total pada Selasa (10/11/2020), usai serangkaian kemenangan Azeri dalam memperebutkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri itu sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia dan didukung oleh Yerevan, lalu menjadi medan perang sejak September.
Berikut adalah timeline perang Azerbaijan-Armenia yang dirangkum dari pemberitaan AFP.
1. Serangan balik
Armenia dan Azerbaijan, dua negara bekas republik Soviet di Kaukasus, saling tuduh memulai bentrokan mematikan yang pecah pada 27 September. Separatis etnis Armenia merebut wilayah Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan dalam perang 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa.
Sejak saat itu adu tembak terus terjadi. Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan, pihaknya melancarkan serangan balasan untuk melindungi penduduk, sedangkan otoritas separatis mengklaim ibu kota wilayah itu, Stepanakert, telah dibom. Darurat militer kemudian diberlakukan di seluruh Armenia, Nagorno-Karabakh, dan Azerbaijan di mana Presiden Ilham Aliyev menerapkan jam malam di Baku dan beberapa kota lainnya.
2. Bensin yang menyulut api
Sebagai pendukung kuat Azerbaijan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 28 September menyerukan Armenia untuk mengakhiri pendudukan di Nagorno-Karabakh. Keesokan harinya Armenia mengatakan, jet tempur F-16 Turki yang lepas landas dari Azerbaijan menembak jatuh pesawat perang Armenia. Turki membantah klaim tersebut. Lalu Moskwa yang memiliki aliansi militer dengan Yerevan, mendesak Ankara untuk tidak “menambah bensin yang menyulut api”.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat juga mendesak kedua pihak untuk menghentikan pertempuran.
3. Kekhawatiran akan perang besar Pada 30 September
Rusia mengatakan, prajurit dari Suriah dan Libya dikerahkan ke perang Azerbaijan-Armenia. Turki tapi membantah mereka yang mengirimnya. Presiden Azerbaijan lalu bersumpah untuk melanjutkan tindakan militer sampai penarikan penuh pasukan Armenia dari wilayah yang disengketakan. Pada 1 Oktober Presiden Perancis, Rusia, dan AS menyerukan gebcatan senjata di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa dan Ankara bisa ikut terlibat konflik tersebut.
4. Stepanakert dibombardir
Pada 2 Oktober Stepanakert dilanda serangan besar-besaran, lalu pada 4 Oktober pertempuran semakin intens. Stepanakert dan kota Ganja di Azerbaijan barat diserang.
5. Tragedi Pada 6 Oktober
PM Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, bantuan Turki untuk Azerbaijan adalah penyebab pertempuran tersebut dan yakin bakal dibantu Rusia. Keesokan harinya otoritas separatis mengatakan, separuh dari 140.000 penduduk Stepanakert telah diungsikan. Kemudian pada 8 Oktober Katedral Ghazanchetsots situs ikonik untuk Gereja Apostolik Armenia di Karabakh dibom. Selanjutnya tanggal 10 Oktober setelah perundingan dengan Rusia, Armenia dan Azerbaijan mengumumkan gencatan senjata tapi baru beberapa menit sudah dilanggar.
6. Serangan baru
Pada 14 Oktober Yerevan mengatakan, mereka berhak menyerang infrastruktur atau situs militer mana pun di Azerbaijan.
Sehari kemudian Stepanakert dilanda pengeboman lagi. Dua hari selanjutnya Azerbaijan berjanji bakal membalas kematian 13 warga sipil dalam serangan rudal malam hari di Ganja. Separatis Armenia mengonfirmasi adanya serangan balasan, dan menuduh Baku menargetkan infrastruktur sipil.
7. Hampir 5.000 orang tewas
Pada 18 Oktober gencatan senjata yang baru disepakati dilanggar lagi. Armenia dan Azerbaijan kembali saling menyalahkan. Setelah PBB mendesak untuk menghormati gencatan senjata, PM Armenia pada 21 Oktober tidak memedulikan solusi diplomati. Keesokan harinya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, jumlah korban tewas dalam lebih dari 3 minggu pertempuran mendekati 5.000 orang. Pada 26 Oktober gencatan senjata ketiga juga dilanggar lagi.
8. Armenia minta bantuan Rusia
Pada 31 Oktober PM Armenia meminta bantuan Putin, dan Moskwa mengatakan siap memberi bantuan yang diperlukan kepada Armenia jika pertempuran meluas ke wilayah Armenia. Namun Baku mengatakan, mereka tidak berniat melancarkan serangan militer ke Armenia.
9. Kemungkinan kejahatan perang
Pada 2 November Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet mengemukakan kemungkinan bahwa kejahatan perang telah dilakukan selama serangan membabi buta terhadap penduduk sipil.
10. Azerbaijan mengambil alih Shusha
Pada 8 November Azerbaijan mengklaim pasukannya telah merebut Shusha, kota terbesar kedua di Nagorno Karabakh, yang akan menjadi kemenangan besar.
Armenia membantah klaim itu, dan mengatakan pertempuran sedang berlangsung.
11. Kesepakatan damai
Keesokan harinya Azerbaijan meminta maaf karena menembak jatuh helikopter militer Rusia di perbatasannya dengan Armenia. Tak sampai 24 jam kemudian Putin menengahi kesepakatan damai yang disebutnya gencatan senjata total, dan PM Armenia mengaku kesepakatan itu menyakitkan. Azerbaijan mengatakan Armenia menyerah, dan Turki sebagai sekutu mengklaim telah memenangkan keuntungan signifikan. Demonstran lalu menyerbu markas besar pemerintah Armenia dan meluapkan kemarahannya.
//delegasi(kompas)