Tutup Akses Keluar-Masuk, Efektif Redam Aktivitas Warga Ile Bura-Flotim

  • Bagikan
Tanda larangan dan penutupan jalan masuk di Desa Lewotobi, Ile Bura tepat di depan Kantor Camat Ile Bura, sejak Selasa, 23/03/2020 hingga Kamis, 26/03/2020. (Delegasi.Com/BBO)

LARANTUKA, DELEGASI.COM – Sikap tegas tak kenal kompromi yang ditunjukan Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa di Ile Bura-Flores Timur, yang menutup.jalan keluar masuk desa.dan melarang setiap warganya tak boleh bepergian, serta tetap dalam rumah, sejak Selasa, 23 Maret 2020, ternyata cukup efektif meredam aktivitas warganya di luar rumah.

Sekaligus perlahan bisa membuat warganya mulai lepas dari kepanikan hadapi efek virus Corona alias Covid-19.

Hal ini terpantau berlaku hampir di semua desa di Kecamatan Ile Bura.

Bahkan, aktivitas di Kantor Camat Ile Bura, pada Kamis, 26 Maret 2020 pun nampak sepi.

Hanya ada satu dua petugas yang masuk.

Sementara itu, untuk Desa Lewotobi, Desa Riangrita, Lewoawang dan Riangbura, yang sempat dipantau media, pun praktis tak terlihat ada warga yang berlalu lintas di jalan raya.

Baik warga yang berjalan kaki maupun berkendaraan.

Di Desa Lewotobi misalnya, sejak dilakukan ceremonial adat Jaga Kampung (Liko Lapak Lewotanah,red) oleh Tuan Tanah, Bapak Yohanes Sina Witi dan Keputusan bersama Kepala Desa Tarsisius Buto Muda menutup jalan masuk Kampung Lewotobi, baik dari arah Timur maupun Barat, yang dijaga ketat Aparat Linmas Desa, pada Selasa, 23 Maret 2020 hingga kini, cukup efektif meredam aktivitas warganya maupun orang lain yang keluar masuk melintasi Kampung Lewotobi.

Demikian hasil pantauan Wartawan sejak Selasa, 23 Maret hingga Kamis, 26 Maret 2020, Malam.

“Iyah, benar Pak. Hingga hari ini tak ada warga Lewotobi yang keluar kampung. Demikian pula, warga lain dari luar tidak.ada yang masuk. Hanya pegawai Puskesmas Ile Bura dari kampung lain yang boleh masuk,”terang Tonce Mukin, Anggota Linmas Desa Lewotobi yang berjaga di pintu masuk Timur, saat ditemui Media, Kamis, 26/03, Sore.

Hal yang sama dengan Anggota Linmas, Pankras Blolon yang berjaga di pintu masuk Barat, saat ditemui Kamis, 26/03, Pagi.

Keduanya mengaku, waktu berjaga dari pagi hingga malam hari.

Meski harus menguras energi, namun cara ini efektif meredam lalu lintas manusia dan kendaraan yang keluar masuk hingga saat ini,”sambung Tonce Mukin.

Pada bagian lainnya, dari informasi yang diperoleh Media, penjagaan super ketat juga terjadi di Desa Riangbura.

“Iyah, sama juga di Riangbura, warganya dilarang keluar kampung dan jalan raya pun ditutup. Kendaraan tidak bisa lewat,”ujar Johan, salah seorang staf Puskesmas Ile Bura, saat ditemui Media.

Sementara dari hasil pantauan di Puskesmas Ile Bura, hingga Kamis, 26 Maret 2020, nampak para petugas kesehatan dibawah pimpinan Kepala Puskesmas, Fransiskus Belawa Hayon tetap siaga, meskipun dengan perlengkapan yang masih sangat terbatas.

Seperti saat melayani beberapa warga yang baru datang dari luar daerah pada Senin, 22 Maret 2020 dan Selasa, 23 Maret 2020.

Terpantau, praktis hingga Kamis, 26 Maret 2020, Ile Bura masih relatif aman dan terkendali dari ancaman virus Corona.

Jalan trans Nobo-Wutun yang melintasi Desa Nobo-Nurabelen-Riangrita-Lewotobi-Lewouran-Lewoawang hingga Riangbura pun terus nampak sepi dan lengang.

Tak ada satupun kendaraan, baik roda dua dan mobil yang melintas hingga Kamis, 26 Maret 2020.

Padahal, sebelum ada larangan dan penutupan jalan raya, jalur ini kerap ramai dilalui kendaraan.

//delegasi (BBO)

Komentar ANDA?

  • Bagikan