Kupang, Delegasi.com – Pemerintah Pusat melalui APBN 2017 mengalokasikan anggaran sekitar Rp619,1 miliar untuk Program Beras Sejahtera di NTT yang akan diterima oleh 451.371 keluarga penerima manfaat.
Demikan Kepala Dinas Sosial NTT, Willem Foni sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Rabu (1/3/2017) pecan lalu.
Willem menjelaskan, jumlah keluarga penerima manfaat yang berhak menerima beras sejahtera itu berdasarkan laporan dari Kementerian Sosial dengan harga Rp1.600/kilogram. Dengan harga jual seperti itu, maka keluarga penerima manfaat mendapat subsidi dari pemerintah sebesar 92 persen.
“Program beras sejahtera ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat di daerah ini,” kata Willem.
Ia menjelaskan, penyaluran beras sejahtera yang dialokasikan pemerintah pusat itu akan dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) NTT. Selanjutnya, melalui kantor cabang Bulog di daerah, akan disalurkan ke titik- titik distribusi dan akhirnya diterima oleh rumah tangga penerima manfaat. Untuk hal ini, pihaknya sudah koordinasikan dengan kepala Bulog Divre NTT agar penyaluran tahun ini berjalan dengan aman dan lancar seperti tahun sebelumnya.
Mantan Penjabat Bupati Belu ini menyampaikan, penyaluran beras sejahtera dimaksud dilakukan sesuai dengan data penerima manfaat yang sudah ada dalam basis data terpadu. Dengan demikian dapat dipastikan, penyalurannya tepat sasaran.
“Nama- nama penerima beras sejahtera di semua kabupaten/kota sudah ada, bahkan tertera secara detail yakni nama penerima dilengkapi dengan alamat,” ungkap Willem.
Ia berargumen, dengan model kerja yang dilengkapi alamat jelas, dipastikan penyaluran beras sejahtera sesuai dengan sasaran utama yakni untuk membantu masyarakat miskin di provinsi kepulauan ini. Artinya, sudah diketahui secara jelas penerima program beras sejahtera, karena nama penerima tertera dalam data base. Cara kerja seperti ini lebih tertib dan terukur.
Pada kesempatan itu Willem mengungkapkan, dalam rapat koordinasi dengan pemerintah pusat diketahui bahwa tahun 2016 merupakan tahun terbaik untuk penyaluran beras sejahtera di NTT. Bahkan Kepala Bulog pusat juga menyampaikan apresiasinya karena tingkat pencapaiannya hampir 100 persen. Dengan demikian, sangat diharapkan agar koordinasi pemerintah provinsi dan daerah tetap diutamakan sehingga penyalurannya di tahun 2017 lebih lancar dan meningkat dari tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT, Anis Tay Ruba menyampaikan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi beras guna menekan angka pengadaan Bulog yang masih tinggi yakni sekitar 120 sampai 150. 000 ton. Pengadaan Bulog sebesar itu untuk kepentingan operasi beras sejahtera, gaji PNS, cadangan beras pemerintah, dan operasi pasar. Upaya peningkatan produksi beras itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan Bulog. Misalnya, pada tahun 2014, terjadi surplus produksi beras dari Kabupaten Rote Ndao dan sekitar 5.000 ton dijual ke Bulog. Sedangkan pada tahun 2016 lalu, beras dari wilayah Manggarai dijual ke Bulog sekitar 1.500 ton.
“Kita terus berupaya agar produksi beras bisa menekan angka pengadaan Bulog dari luar NTT. Kalau produksi lokal, telah memenuhi kebutuhan masyarakat NTT akan beras,” papar Anis.//delegasi (Mario/hermen)