Unwira Kupang Wajibkan Mahasiswa Teken Perjanjian Bebas Radikalme

Avatar photo
Unwira Wajibkan Mahasiswa Teken Perjanjian

Kupang, Delegasi.Com– Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang mewajibkan semua mahasiswa baru untuk teken perjanjian bebas paham radikal dan terorisme.

Kebijakan itu diambil untuk memberantas masuknya paham teroris dan radikal di lembaga pendidikan calon cendekiawan tersebut.

“Para mahasiswa baru diwajibkan menandatangani secarik perjanjian atau sumpah bahwa dirinya tak terpapar atau terkait dan tidak akan terkait dengan paham radikal dan teroris,” kata Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, SVD di Kupang, Selasa (5/6/2018).

Pater Philipus mengatakan, kebijakan itu sebagai tahapan penyaring awal bagi mahasiswa pembawa paham radikal dan teroris ke kampus.

Juga sebagai dasar bagi lembaga untuk melakukan tindakan hukum atau sanksi jika nantinya diketahui ternyata ada oknum yang sengaja membawa paham radikal dan teror ke kampus.

“Dengan perjanjian itu, kampus sudah bisa melakukan tindakan hukum jika ke depan ada oknum mahasiswa yang terpapar atau terindikasi terpapar paham radikal dan teroris,” terang Pater Phlipus.

Ia menyatakan, akan mendorong setiap mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman agama masing-masing agar semakin kuat iman dan pengetahuannya. Dengan demikian tak mudah terpancing paham radikal dan teror tersebut.

Upaya antisipatif lainnya, kata Pater Philipus, menghidupkan kembali pendidikan kewiraan dan Pancasila. Polanya tidak serupa dengan yang dilakukan pada beberapa waktu lalu melalui penataran Pedoman Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P-4).

Hal ini untuk menepis penilaian kalau pendidikan Pancasila melalui penataran P4 sangat terdoktrin. Namun yang paling penting adalah mengambil nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pada kesempatan itu ia menyatakan, para mahasiswa baru juga wajib menghindari dan menjauhi narkoba. Karena kejahatan obat-obatan itu juga akan mampu merusak masa depan mahasiswa.

Menyinggung ada mahasiswa dan atau oknum dosen yang sudah terpapar paham radikal dan teror, Pater Philipus tegaskan, lembaga pendidikan tinggi yang dipimpinnya tak ada.

“Saya bisa pastikan, saat ini tak ada karena kami selalu lakukan evaluasi berupa pertemuan dosen dan karyawan secara berkala,” tandas Pater Philipus.//Delegasi (germanus)

Komentar ANDA?