Wagub Nae Soi Ajak Mahasiswa Harus Mampu Bersaing

  • Bagikan
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi saat memberi kuliah umum secara virtual kepada Civitas Akademik Politeknik Santo Wilhelmus Boawae, Kabupaten Nagekeo di ruang kerja Wagub, Senin (16/8). //www.delegasi.com (Foto: Biro Humas NTT)

KUPANG, DELEGASI.COM–Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi (JNS) mengajak mahasiswa untuk mampu bersaing dengan lulusan dari universitas terkemuka di Indonesia.

Hal ini dikatakan Wagub Nae Soi saat memberikan kuliah umum secara virtual kepada Civitas Akademik Politeknik Santo Wilhelmus Boawae, Kabupaten Nagekeo di ruang kerja Wagub, Senin (16/8).

Turut hadir dalam acara tersebut pihak Yayasan Santo Wilhelmus Flores, Direktur, Dosen, para mahasiswa dan masyarakat umum secara daring.

“Mahasiswa politeknik Boawae harus punya daya saing. Lulusannya harus bisa berkiprah di seluruh penjuru nusantara bahkan ke level internasional. Jangan gentar. Jangan kecil hati. Kita boleh sekolah di kampung, tapi punya wawasan global.Ketemu dengan yang kuliah di kota besar, harus bisa diskusi. Mereka baca buku, kita juga baca. Mereka internet, kita juga harus bisa internet,” kata Wagub JNS dalam kuliah umum yang bertemakan “Wujudkan Kemandirian Pangan di Masa Pandemi“.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Wagub JNS meminta para mahasiswa untuk terus meningkatkan kompetensinya baik pengetahuan, keterampilan maupun prilaku. Prilaku merupakan salah aspek penting, percuma pintar dan punya keterampilan, tapi kalau tidak punya integritas.

“Sebagai seorang mahasiswa khsusnya yang belajar di politeknik harus punya tripotensia yakni pengetahuan agar bisa menciptakan inovasi dan mampu berkreasi, kesehatan jasmani yang bagus supaya bisa bekerja mengolah tanah serta moralitas artinya punya kejujuran.,”ungkap Wagub JNS.

Lebih lanjut,Wagub Nae Soi menjelaskan sebagai perguruan tinggi yang berbasis vokasi, Politeknik Boawae mempunya peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan di NTT. Metode pengajarannya harus lebih utamakan praktek dari tatap muka. Tatap mukanya lebih banyak dengannya lahan, tanah dan pohon atau learning by doing.

“Kalau seorang yang tamat dari Politekni pulang ke kampung, namun masih bertani dengan cara tradisional , maka lembaga pendidikan itu boleh dikatakan belum berhasil . Mahasiswa politeknik harus didorong untuk melakukan riset-riset sederhana di bidang pertanian dan pangan. Misalnya riset tentang sistem pertanian tetes atau pengembangan pangan lokal Nagekeo untuk mendorong ketersediaan dan ketahanan pangan,” jelas pria asal Ngada tersebut.

Mantan anggota DPR RI tiga periode tersebut mengungkapkan masih banyak lahan di NTT yang belum dioptimalkan. Keterlibatan dari politeknik sangat penting di sini terutama untuk mendorong lulusannya dalam mengelola tanah agar bisa menghasilkan pangan. Situasi dan kondiisi apapun, lahan harus dikelola supaya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

“Lahan kita di NTT masih cukup luas. Tantangan kita bagaimana kita melakukan modernisasi lahan dan cuaca untuk bisa hasilkan produksi pertanian yang lebih optimal dengan intervensi teknologi. Saya ambil contoh sungai, saat hujan bisa dilakukan jebakan air. Ini memang tugas kami pemerintah. Tugas Pemerintah siapkan air, pupuk , jalan dan infrastruktur dasar. Sementara politeknik dan khususnya mahasiswa adalah bagaimana memanfaatkan air itu untuk tingkatkan produksi pertanian,” ungkap Wagub Nae Soi.

Dalam kesempatan tersebut, politisi Golkar tersebut juga mengajak Politeknik Boawae untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam mensukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi atau ternak (TJPS). Juga untuk pengembangan kelor. Ketersediaan dan ketahanan pangan tentu sangat penting dalam mendukung pengembangan pariwisata sebagai prime mover ekonomi NTT.

“ Kita tentu harus menyediakan sendiri kebutuhan pangan untuk menunjang perkembangan pariwisata. sehingga tak perlu lagi kita datangkan sayur, buah-buahan , daging dan kebutuhan pangan dasar lainnya dari luar daerah kalau kita bisa memanfaatkan sumberdaya alam yang kita miliki. Saya harapkan Politeknik Boawae terus mengembangkan riset untuk optimalisasi lahan menuju ketersediaan dan ketahanan pangan di NTT,” tutup Wagub JNS.

Sementara itu, Direktur Politeknik Boawae, Frederikus Lena Djago dalam kesempatan tersebut menyampaikan tujuan kegiatan kuliah umum adalah meningkatkan wawasan berpikir civitas akademik tentang suatu topik.

“Kami memberikan apresiasi kepada bapak Wagub NTT yang telah berkenan memberikan kuliah umum. Politeknik Boawae memiliki 4 program studi (prodi) yakni Prodi Ketahanan pangan dan holtikultura, Manajemen Lahan Kering, Nutrisi dan Pakan Ternak, serta Akuntansi. Kami berharap pemerintah provinsi dapat memfasilitasi Politeknik Boawae agar dapat lebih berkontribusi untuk pengembangan pertanian menuju terwujudunya ketahanan pangan di NTT,” jelas Direktur Politeknik.

//www.delegasi.com (*)

Komentar ANDA?

  • Bagikan