Kupang, Delegasi.Com – Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi menegaskan, Pendamping Lokal Desa (PLD) tidak hanya mengawal pengelolaan dana desa. Tugas lainnya, mendata stunting.
“Saya mohon dengan sangat tolong pendamping lokal desa mendata semua stunting di desa. Nama dan alamat rumahnya. Orang pendek yang benar-benar pendek di desa itu. Orangnya pendek, otaknya juga pendek,” kata Josef Nae Soi seperti dikutip pos kupang.com kepada peserta Pelatihan Peningkatan Pendamping Lokal Desa Rayon V di Hotel Sylvia Maumere, Senin (5/11/2018).
Selain dari Kabupaten Sikka, peserta berasal dari Nagekeo, Ende, Flores Timur dan Lembata.
Selain stunting, Josef Nae Soi menugaskan PLD mendata kaum fakir dan miskin. Menurutnya, kaum yang miskin masih bisa ditolong, sedangkan yang fakir merupakan orang tidak berdaya sama sekali.
Josef menegaskan, kriteria kemiskinan dialami warga NTT tidak sama dengan kemiskinan terjadi di Jawa. Ia telah berdiskusi dengan Menteri Bappenas tentang penetapan kriteria miskin.
“Orang bilang NTT miskin tapi bisa makan setiap hari. Bisa bikin pesta dua hari, beda dengan di Jawa pesta hanya satu jam. Orang yang datang ke pesta harus makan. Kalau tidak makan akan jadi omongan terus-menerus. Di Jawa, lebih banyak orang tidak makan makin bagus,” ujar Josef.
NTT disebut miskin namun mengirim ratusan misionaris ke seluruh dunia. Ironi juga banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kembali tinggal nama. Menurutnya NTT tidak bisa dikategorikan miskin dan bodoh karena sumber daya alam (pariwisata) dan sumber daya manusia bisa bersaing di level nasional dan banyak rohaniwan bekerja di seluruh dunia. Namun kategori miskin bisa melecut semangat juang bekerja lebih keras.
“Kita miskin karena akses. Tiga tahun pertama dalam pemerintahan ini, 1.250 kilometer ruas jalan provinsi rusak akan kami selesaikan. Ada banyak pola kami gunakan untuk selesaikan ruas jalan provinsi. Bukan hanya omong kosong, tapi kami akan kerjakan,” tandasnya.
Anggota Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo mengatakan, pemuda harus bisa menjadi solusi bagi persoalan di NTT. Spirit Sumpah Pemuda perlu menjadi sebuah gerakan bagi pemuda NTT untuk memberi solusi.
“Pemuda NTT harus bisa menjadi solusi bagi persoalan-persoalan di NTT. Beberapa persoalan seperti, kemiskinan, kebodohan dan kurang gizi (stunting) dan perpecahan karena konflik,” kata Winston di Kupang, Minggu (28/10/2018).//delegasi (PK/ger)