Kupang, Delegasi.Com – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi menyebut, kualitas kompetensi tenaga kerja di NTT memprihatinkan. Direalis Kompas.com, menurut Josef, pentingnya memiliki tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki kompentensi yang bermutu.
Hal tersebut diungkapkan Josef saat membuka Workshop Penatalaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Pasca Moratorium Provinsi NTT, di Aula Fernandez Gedung Sasando, Rabu (8/5/2019) kemarin.
“Dilihat dari kualitas kompetensi, tenaga kerja kita masih memprihatinkan. Rata-rata, kita masih tak mampu memenuhi kompetensi kerja yang ada pada lowongan kerja. Maka, kita perlu memberikan pembekalan kepada para tenaga kerja, sehingga bisa meningkatkan kompetensi mereka,” ujarnya.
Pemerintah lanjut Josef, juga perlu membekali diri para calon pekerja, dengan enam dimensi kompetensi. Enam dimensi itu kata Josef, yakni pemahaman kognitif, pengetahuan, skill atau keterampilan, minat, sikap atau attitude dan memiliki nilai.
“Bila kita punya semua itu, maka NTT tentu punya tenaga kerja yang hebat-hebat. Bapak, ibu yang ada di bidang ketenagakerjaan supaya bisa berdayakan itu dengan baik,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan perlunya pengawasan terhadap proses rekrutmen. Menurut Josef, bila ada yang merekrut anak-anak NTT tanpa melalui prosedur yang jelas maka langsung dihentikan. Josef menyebut, kondisi tenaga kerja migran dari NTT sejauh ini juga masih memprihatinkan.
“Kemarin para aktivis unjuk rasa di sini, mereka mengatakan bahwa tahun ini sudah menerima 41 jenazah tenaga kerja. Tentu ini menjadi perhatian serius. Kita tidak boleh main-main dengan masalah ketenagakerjaan seperti ini,” katanya.
Karena itu kata Josef, tugas pemerintah di NTT yakni melihat, mendengar, mengawasi mereka yang berkeliaran di desa atau kelurahan, yang berniat buruk hendak mengambil anak-anak NTT.
“Kita, melalui Disnakertrans juga harus mengawasi anak-anak kita, mulai dari desa atau kelurahan hingga penempatan di tempat kerjanya,” ungkapnya.
//delegasi(kompas/ger)