Kupang, Delegasi.com – Sebanyak 300 ribu lebih masyarakat petani di Nusa Tenggara Timur(NTT) telah menerima dan mengisi formulir pendaftaran Kartu Petani Sejahtera (KPS) yang diterbitkan oleh pasangan calon gubernur nomor urut 3 (tiga), Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni).
KPS itu adalah salah satu program unggulan yang ditawarkan paket dengan tagline Harmoni (Harman-Litelnoni) itu jika terpilih memimpin NTT.
“Setidaknya, sebanyak 300 ribu lebih petani di NTT yang telah menerima dan mengisi form itu”, ungkap Piter Pulang, seorang konsultan Harmoni kepada delegasi.com, Jumat,(18/5/2018).
Piter menjelaskan, Kartu petani sejahtera merupakan bagian dari program “Revolusi Pangan” yang digagas oleh paket Harmoni.
Di dalam KPS itu, lanjut Piter, terdapat beberpa manfaat penting bagi petani, yakni
1. Keluarga tani mendapatkan bantuan modal maksimal 10 juta untuk biaya produksi dan tunda jual panen
2. Keluarga tani mendapatkan kesempatan pelatihan dan pengembangan usaha di balai latihan kerja
3. Keluarga tani mendapatkan subsidi untuk pembelian pupuk, bibit, dan pakan ternak
4. Keluarga tani mendapatkan jamian pembelian hasil pertanian, bekerja sama dengan BUMD pertanian
5. Keluarga tani mendapatkan asuransi gagal panen
6. Keluarga tani golongan tidak mampu mendapatkan beasiswa untuk anak petani dari jenjang SMA/SMK, hingga kuliah.
Dirinya juga menambahkan, paket Harmoni kian optimis keluar sebagai pemenang dalam pilgub nanti.
“Bayangkan saja,sebanyak 300 ribu petani telah mengisi formulir itu. Teknisnya, satu kepala keluarga satu formulir, maka jika rata-rata dalam satu kk itu terdapat 4 pemilih, maka ada 1.200.000 pemilih yang mendukung paket Harmoni melalui KPS itu,” kata Piter
Sementara cagub benny K Harman dalam testimoninya di depan masyarakat beberapa waktu lalu menjelaskan, program prioritas petani yang dibuatnya tidaklah asal buat.
Pasalnya menurut BKH, 85 persen penduduk NTT itu tinggalnya di desa dan berprofesi sebagai petani, sementara sisanya adalah masyarakat kota 15 persen.
“85 persen dari total penduduk NTT adalah petani (pekerja kebun, peternak, dan nelayan), dengan rata-rata penghasil 6 juta pertahun, 500 ribu perbulan, dan 17 ribu perhari
Ini tentu saja sangat timpang dengan penghaslian penduduk kota dengan rata-rata penghasilan 60 juta pertahun, 5 juta perbulan, dan 170 ribu perhari”, jelas BKH
Dengan penghasilan yang kecil itu, lanjut BKH, masyarakat cendrung memiliki masalah, seperti anak putus sekolah, tidak mampu bayar yuran BPJS, memilih jadi TKI, hingga gizi buruk.
“Jika bapak presiden Jokowi memiliki kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesi Pintar (KIP), dan bapak Ahok dengan kartu Jakarta sehat, Maka kita memiliki Kartu Petani Sejahtera (KPS)”., tutup BKH.//delegasi (Juan Pesau)
Editor: Hermn Jawa